Setelah terpesona dengan penampilan Gary Medel, centre back asal Chile yg bertubuh kecil saat gelaran Copa America yg lalu, saya memutuskan melakukan research tentang centre back/bek tengah yang mempunyai tinggi tubuh tidak begitu ideal sebagai seorang centre back.
Sejatinya seorang bek tengah harus bertubuh tinggi lebih dari 180 cm yang berguna untuk mengantisipasi bola crossing serta duel udara dengan penyerang lawan. Tetapi sejarah membuktikan bahwa tinggi badan bukanlah penghalang untuk menjadi bek tengah yang tangguh ("Tinggi badan selalu menjadi alasan klasik kegagalan Tim Sepakbola Indonesia").
Setelah googling, ternyata lumayan banyak centre back terkenal yg mempunyai tinggi kurang dari 180 cm. Berikut ini adalah 15 (lima belas) centre back tangguh yang bertubuh pendek :
1.Hector Chumpitaz (171 cm)
Lahir : 12 April 1943.
Timnas : 105 (3 gol)
Hector Chumpitaz merupakan Kapten Tim Nasional Peru saat memenangkan Copa Amerika 1975, Perempat Final Piala Dunia 1970 dan Piala Dunia 1978. Chumpitaz juga yang menjadi Kapten Tim All Star Amerika saat bertemu dengan Tim All Star Eropa yang diperkuat Franz Beckenbauer dan Johan Cruijjf yang berakhir dengan kemenangan Tim Amerika.
Pemain yang berjuluk El Capitan de America ini terkenal dengan kemampuan teknik yang mumpuni, kepemimpinan serta kemampuan mengorganisasi lapangan dengan sangat baik. Chumpitaz merupakan salah satu bek terbaik Amerika Latin sepanjang masa. Berada pada urutan 35 sebagai pesepakbola terbaik Amerika Latin abad 20 versi IFFHS.
2.Franco Baresi (176 cm)
Lahir : 8 May 1960
Timnas : 81 (1 gol)
Salah satu pemain bertahan terbaik sepanjang masa. Sangat komplet, konsisten, elegan dan dibekali dengan kemampuan fisik dan mental diatas rata-rata seperti kecepatan, keuletan, kekuatan, stamina dan konsentrasi. Baresi dikenal dengan sliding tackel yang akurat, posision, antisipasi, marking dan intersep yang sempurna serta kepemimpinan dan kemampuan mengorganisasi. Kemampuan bertahan tersebut dikombinasikan dengan kemampuan membaca permainan,visi permainan, teknik yang baik serta skill pendistribusian bola. Berkat kemapuan passing jarak jauh, teknik dan kontrol bola yang mumpuni membuat dia memulai penyerangan dari barisan belakang sehingga berfungsi sebagai playmaker kedua bagi Tim.
Kapten Ac Milan yang memenangi 3 Piala Champion, 6 Liga Italia, 3 Piala Super Eropa, 2 Piala Interkontinental. Bersama Timnas Italia menjuarai Piala Dunia 1982, peringkat 3 di Piala Dunia 1990 dan Kapten saat Italia peringkat 2 Piala dunia 1994. Baresi juga tampil di Piala Eropa 1980 dan 1988 serta membawa Italia mencapai semifinal Olimpiade 1984 dan runner up Ballon d'Or 1989. Baresi merupakan satu dari tujuh pemain yang pernah memenangkan medali emas, perak dan perunggu Piala Dunia.
Baresi adalah bagian dari Dream Team Ac Milan yang mendominasi dunia periode tahun 80an s/d 90an, dibawah manajer Arrigo Sacchi dan Fabio Capello. Bersama Paolo Maldini, Billy Costacurta, Mauro Tassotti kemudian Christian Panucci membentuk formasi empat bek yang mungkin salah satu yang terbaik sepanjang sejarah, baik bersama Ac Milan maupun Timnas Italia. Ac Milan mempensiunkan nomor punggung 6 milik Baresi sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Pada tahun 1999 Baresi terpilih sebagai pemain Ac Milan terbaik abad 20.
3. Fabio Cannavaro (176 cm)
Lahir : 13 September 1973
Timnas : 136 (2)
Tampil bersama Timnas Italia dalam dalam 4 Piala Dunia, 2 Piala Eropa, Olimpiade 1996 dan Piala Konfederasi 2009. Cannavaro merupakan kapten Timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 2006. Cannavaro juga bagian dari Timnas Italia saat runner up Piala Eropa 2000. Dia menjuarai La Liga bersama Real Madrid, Seri A bersama Juventus dan Piala UEFA bersama Parma. Pada Tahun 2006 dianugerahi Ballon d'Or dan Pemain Terbaik Dunia versi FIFA.
Memulai karir sebagai ball boy di Napoli sambil menonton idolanya Diego Maradona dan Ciro Ferrara bermain kemudia dia bergabung dengan Tim junior. Menjalani debut pada tahun 1993, berpasangan dengan sang idola Ciro Ferrara. Cannavaro bermain sebanyak 58 kali bersama Napoli sebelum dijual ke Parma karena Napoli mengalami krisis keuangan. Di Parma dia bertemu dengan Gianluigi Buffon dan Lilian Thuram bersama mereka menjadi salah satu unit pemain bertahan terbaik di Eropa, memenagkan Piala UEFA dan Coppa Italia, setelah itu Cannavaro pindah ke Inter Milan, Juventus, Real Madrid dan pensiun di Al-Ahli.
3. Daniel Passarella (173 cm)
Lahir : 25 Mei 1953
Timnas : 70 (22 gol)
Mempunyai Julukan El Gran Capitan dikarenakan kemampuan kepemimpinan dan pengorganisasi saat berada di lapangan. Pemain bertahan yang sering membantu penyerangan, Passarella merupakan pemain bertahan dengan jumlah gol terbanyak 134 gol dalam 451 pertandingan, sebelum dipecahkan oleh Ronald Koeman. Pada tahun 2007, majalah Times menempatkan Passarella pada urutan 36 dari 50 pemain sepakbola terkeras sepanjang sejarah.
Passarella adalah kapten Tim Nasional Argentina saat menjuarai Piala Dunia 1978 dan merupakan bagian dari skuad Argentina yang menjuarai Piala Dunia 1986, dia juga menjalani musim yang sukses di Liga Italia bersama Fiorentina dan Inter Milan. Walaupun pendek, Passarella sangat efektif dalam duel udara baik dalam bertahan maupun menyerang, mempunyai kemapuan yang baik dalam tendangan bebas maupun tendangan pinalti dan terkenal sering menggunakan siku dalam bertahan.
4. Carles Puyol (178 cm)
Lahir : 13 April 1978
Timnas : 100 (3 gol)
Salah satu pemain bertahan terbaik pada masanya, loyal pada satu klub dan menjadi kapten dalam waktu yang lama bagi klubnya Barcelona. Memenangkan 21 Tropi Utama termasuk 6 La Liga dan 3 Liga Champion. Bagian dari skuad Timnas Spanyol yang menjuarai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 serta medali perak Olimpiade 2000 dan peringkat 3 Piala Konfederasi 2009. Tampil bersama Spanyol di 3 Piala dunia dan 2 Piala Eropa.
Puyol seorang bek tengah yang cepat, eksplosiv, sangat konsentrasi, posisional yang baik serta jiwa kepemimpinan dan kemampuan dalam mengorganisir barisan belakang. Bisa juga bermain sangat baik pada posisi bek kanan, karena kemampuan dribel dan passing yang mumpuni. Puyol pensiun pada usia 36 tahun di tahun 2014.
5. Lothar Matthaus (174 cm)
Lahir : 21 Maret 1961
Timnas : 150 (23)
Semula berposisi box to box midfielder pada awal karirnya kemudian berpindah menjadi Sweeper yang tangguh. Terkenal karena memarking dengan sangat ketat Diego Maradona saat Final Piala Dunia 1986 sehingga tidak bisa mencetak gol, Maradona sendiri dalam bukunya yo soy el Diego mengatakan bahwa Matthaus adalah lawan terberat yang pernah dihadapinya. Matthaus pemain yang komplit dengan posisional yang baik, tackling tepat waktu, marking sangat ketat, tendangan keras, passing akurat serta bisa bermain di berbagai posisi.
Kapten Jerman Barat saat menjuarai Piala Dunia 1990, bagian dari skuad Jerman Barat saat memenagkan Piala Eropa 1980. Tampil pada gelaran 5 Piala Dunia, dan 3 Piala Eropa. 7 kali menjuarai bundesliga bersama Bayer Munich dan menjuarai Liga Italia dan Piala UEFA bersama Inter Milan. Matthaus adalah Pemain Terbaik Dunia 1991 versi FIFA.
6. Garry Medel (171 cm)
Lahir : 3 Agustus 1987
Timnas : 95 (7 gol)
Bermain sebagai bek tengah bagi Tim Nasional Chile dan sebagai gelandang bertahan bagi klubnya Inter Milan. Terkenal dengan permainan yang keras dan agresif, tekel yang sangat keras, fisik dan stamina yang sangat kuat sehingga dijuluki Pitbull ataupun Chilean Gattuso karena kemiripan gaya main dengan Legenda Italia Gennaro Gattuso.
Bersama duetnya di Timnas Chili yang juga bertubuh pendek Gonzalo Jara (178 cm) mereka membentuk duet bek tengah yang sangat solid dan mungkin salah satu duet bek tengah Tim Nasional terpendek dalam sejarah sepakbola modern (duet bek tengah Timnas Indonesia Ricardo Salmpessy dan Hamka Hamzah pun masih lebih tinggi). Menjuarai Copa Amerika secara berturut-turut pada Tahun 2015 dan 2016 dengan mengalahkan Argentina. Sukses masuk 16 besar Piala Dunia 2014 dengan mengalahkan juara bertahan Spanyol 2-0, namun kalah adu pinalti dari Brazil.
7. Danny Blind (176 cm)

7. Danny Blind (176 cm)
Lahir : 1 Agustus 1961
Timnas : 42 (1 gol)
Centre Back yang menjalani karier gemilang bersama Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda. Bersama Ajax Amsterdam, Blind memenangkan Eredivisi sebanyak 5 kali, Champions League 1995, UEFA Cup 1992 dan Winners Cup 1987, Super Cup 1995 dan Intercontinental Cup 1995, bersama Timnas Belanda Blind tampil di Piala Dunia 1994 dan 1998 serta Piala Eropa 1992 dan 1996.
Sebagai pemain senior dari class 95 Ajax Amsterdam yang menjuarai Champions League 1995 dengan bermaterikan pemain Junior, Blind menjadi pembimbing bagi para calon superstar seperti Edwin Van Der Sar, De Boer bersaudara, Edgar Davids, Clarence Seedorf, Patrick Kluivert, Marc Overmars, Nwankwo Kanu, Jari Litmanen dll.
Danny Blind merupakan pelatih Timnas Belanda saat ini dan juga merupakan ayah dari pemain Manchester United Daley Blind.
8. Claudio Gentile (178 cm)
Lahir : 27 September 1953
Timnas : 71 (1)
Gentile terkenal karena memarking Diego Maradona dengan sangat agresif pada di putaran kedua Piala Dunia 1982, membuat Maradona jatuh 11 kali hanya pada babak pertama. Setelah pertandingan selesai Gentile berucap "Football not for Ballerina".
Keras, kuat, agresive, tanpa kompromi, sangat ketat dalam memarking. Pada tahun 2007, majalah Time menempatkan Gentile pada posisi 8 dari 50 pemain terkeras dalam sejarah sepakbola. Gentile memenangkan Piala Dunia 1982 bersama Italia serta UEFA Cup 1977 dan Winners Cup 1984 bersama Juventus.
9. Bobby Moore (178 cm)
Lahir : 12 April 1941
Timnas : 108 (2)
Kapten Timnas Inggris saat menjuarai Piala Dunia 1966 dan peringkat tiga Piala Eropa 1968 serta menjadi kapten bagi West Ham United selama lebih dari 10 tahun dan menjuarai Winners Cup 1965. Moore terkenal dengan sliding tackel yang sempurna serta antisipasi dan posisi yang sangat baik.
Pele berucap bahwa Moore adalah pemain bertahan terbaik yang pernah dihadapi. Alex Ferguson mengatakan bahwa Moore adalah pemain bertahan terbaik yang pernah dia lihat serta Franz Beckenbauer mengatakan bahwa Moore adalah pemain bertahan terbaik dalam sejarah sepak bola.
10.Gaetano Scirea (178 cm)
Lahir : 25 Mei 1953
Timnas : 78 (2)
Scirea adalah salah satu dari lima pemain yang pernah memenangkan semua trophy Internasional kejuaraan yang diakuai oleh FIFA dan UEFA. Dia memenangkan Piala Dunia 1982 bersama Italia serta memenangkan Liga Italia, Champions League, UEFA Cup, Winners Cup, UEFA Super Cup dan Intercontinental Cup bersama Juventus. Bersama Claudio Gentile, Antonio Cabrini, Franco Baresi, Giuseppe Baresi dan Giuseppe Bergomi mereka membentuk barisan belakang Timnas Italia yang sangat kuat di awal 80an.
Scirea adalah pemain bertahan yang dibekali dengan kemampuan teknis serta taktik yang baik serta kecepatan dan kemampuan membaca permainan. Berbanding terbalik dengan duetnya di Timnas dan di Klub Claudio Gentile, Scirea terkenal dengan gayanya yang berkelas, fairplay, seorang olahragawan sejati. Scirea tidak pernah memperoleh kartu merah sepanjang karirnya.
11. Karl Heinz Forster (178 cm)
Lahir : 25 Juli 1958
Timnas : 81 (2)
Bersama Jerman Barat menjuarai Piala Eropa 1980 dan runner up Piala Dunia 1982 dan 1986. Saat menjuarai Piala Eropa 1980, dia berpasangan dengan sang adik Bernd Forster di lini belakang Jerman Barat.
Forster terkenal sebagai salah satu pemain belakang dengan marking terbaik. Dia yang mematikan pergerakan Jan Cuelamans (Belgia) di Final Euro 1980 serta Hugo Sanchez (Mexico) dan Michel Platini (Prancis) di perempat final dan semi final Piala Dunia 1986.
12. Samuel Kuffour (178 cm)
Lahir ; 3 September 1976
Timnas : 59 (3)
Terkenal dengan karir gemilangnya bersama Bayer Munich di tahun 2000an, meraih 7 gelar Bundesliga, Champions League 2000 dan Intecontinental Cup 2001. Bersama Timnas Ghana, Kuffour menjuarai Piala Dunia U17 1991 dan runner up Piala Dunia U17 1993 serta runner up Piala Dunia U20 1993. Kuffour juga meraih medali perunggu Olimpiade 1992.
Mempunyai fisik yang sangat kuat dan tackel yang keras membuatnya menjadi pemain inti Bayer Munich saat usia yang sangat muda. Kuffour merupakan pemain belakang termuda yang mencetak gol di Champions League (18 tahun 61 hari), Dia juga pemain sepakbola termuda yang memperoleh medali Olimpiade, yaitu medali perunggu Olimpiade 1992 saat usianya belum genap 16 tahun.
13. Ivan Cordoba (173 cm)
Lahir : 19 Agustus 1976
Timnas : 73 (5)
Kapten Kolombia saat menjuarai Copa America 2001 dan mencetak satu-satunya gol di final. Cordoba juga wakil kapten di Inter Milan, berduet dengan Marco Materazzi yg bertinggi 193 cm membawa Inter Milan memenangkan 5 Liga Italia, 1 Champions League, 1 FIFA Club World Cup,
Seorang man-marker yg atletis, mengandalkan kecepatan dan timing. Walaupun hanya bertinggi 173 cm, sangat efektif saat di udara karena didukung dengan lompatan yg tinggi sehingga sering mencetak gol melalui sundulan.
14. Roberto Ayala (178 cm)
Lahir : 14 April 1973
Timnas : 115 (7)
Bermain dalam 3 Piala Dunia bersama Argentina serta kapten Argentina dalam 63 partai. Ayala menjuarai Olimpiade 2004 dan bersama valencia memenagkan UEFA Cup 2004 serta UEFA Super Cup 2004.
Salah satu bek tengah terbaik di generasinya, dengan kemampuan kepemimpinan dan organisasi lini belakang kelas dunia. Ayala membawa Valencia menjuarai La Liga sebanyak 2 Kali di tengah hegemoni 2 klub raksasa La Liga Barcelona dan Real Madrid.
15. Javier Mascherano (174 cm)
Lahir : 8 Juni 1984
Timnas : 129 (3)
Bermain sebagai gelandang bertahan pada Timnas Argentina tetapi melegenda sebagai Centre Back di klub Barcelona berduet dengan Gerard Pique. Bersama Barcelona Mascherano memenangkan 2 Champions League, 2 UEFA Super Cup, 2 FIFA Club World Cup dan 4 kali La Liga. Mascherano juga 2 kali menjuarai Olimpiade bersama Argentina pada 2004 dan 2008 serta runner up Piala Dunia 2010.
Mascherano terkenal sebagai pemain yang mempunyai kecerdasan dalam memahami taktik sehingga mampu mengorganisasi tim. Hebat dalam membaca permainan, jiwa kepemimpinan akurasi pasing yang baik serta marking yang sangat ketat dan tackle yang sangat keras.
Min 178 cm pendek. Kita nungguin badan segitu aja susah
ReplyDeleteUntuk ukuran indonesia, 178 itu sangat tinggi
Delete